Tembok Kritis Emha Ainun Najib (Mbah Nun)


Tadi malam ketika saya jalan-jalan di Mojokerto Kota, terdapat pemandangan indah di dinding jalan, sebuah gambar Mbah Nun, walaupun kelihatannya lama, tapi gambar itu masih bagus, kuberhentikan laju motorku, kutatap lama sekali sebelum akhirnya ku foto. 

Indah, baru pertama kali aku melihat foto Mbah Nun di jadikan mural atau graffiti. biasanya kan mural berisi gambar-gambar gaul atau kritis, lah ini kok Mbah Nun, setelah saya amati, Mbah Nun memang dikenal oleh banyak orang dengan beraneka sematan, Mbah Nun dikenal sebagai tokoh kritis, pendidik anak-anak muda, guru spritual, bahkan motivator. 

Melalui Maiyah Mbah Nun mengumpulkan anak-anak muda, setengah tua, hingga tua, kadang kita digiring untuk mikiri Indonesia, kritis terhadap sesuatu, kadang juga kita diajak untuk mendalam, mengenal Allah dan Rosullah sambil sholawatan, membaca wirid dan hizb.

Maiyah lahir di Negara yang berpegang pada demokrasi, yang katanya mencintai perdamaian dan persatuan, bahkan ada tokoh partai baru yang menyuarakan Aklamasi tanpa perlu pemilu, karena tokoh itu yakin yang menang dan dipilih rakyat adalah yang dipilih partai terbanyak, dengan mengangkat kepalanya tinggi-tinggi, ia yakin Aklamasi akan disetujui rakyat jika partai setuju. 

Mbah Nun, Keluarga Bani Muhammad, dan teman-teman Maiyah membentuk Maiyah yang itu bukanlah sebuah Parpol, Ormas atau LSM, bahkan tidak didaftarkan di Kesbangpol, walaupun Maiyah bukan kelompok-kelompok diatas, Maiyah dan Mbah Nun shodaqah kepada Indonesia, urun membangkitkan kecerdasan dan pelatihan-pelatihan untuk sangu urip, yang seharusnya dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Ormas, Parpol, karena mereka sendiri dibentuk yang tujuan utamanya adalah pengayoman dan mencerdaskan masyarakat. Seharusnya adanya kelompok diatas akan menjadi jembatan antara pemerintah dan rakyatnya, serta menyuarakan kebutuhan sekaligus aspirasi masyarakat. Melalui program-program kelompok yang mereka jalankan, menyuarakan suara murni bukan suara yang dibeli. 

Kembali ke mural, jika membahas karya jalanan mural Banksy adalah tokoh dunia yang saya ingat pertama,aktivis kritis dengan cara kreatif, di Indonesia Mbah Nun telah masuk dihati kaum-kaum kritis, sehingga dibuatlah mural beliau sebagai bentuk cinta.

Mbah kami rindu njenengan, I Love You. 

Penulis : Eliyas Yahya

Posting Komentar

0 Komentar