Didalam kompleks situs Indrokilo Pasuruan, diatas Eyang Mintorogo atau Harjuno juga terdapat Eyang Suprabowati Dalam kisah pewayangan, Suprabowati adalah sosok bidadari dari kahyangan Jonggringsaloka dan dianggap sebagai ratu bagi para bidadari lainnya. Meskipun sering disebut-sebut sebagai puteri bungsu Batara Indra, ia dikisahkan berasal dari cahaya yang kemudian pecah menjadi tujuh rupa, yaitu dirinya dan para bidadari lainnya yaitu Tilotama, Warsiki, Surendra, Gagarmayang, Tunjungbiru, dan Lenglengmulat.
Dalam kisah Arjunawiwāha, bersama keenam temannya, Dewi Supraba atau suprabowati berusaha membangunkan Bagawan Mintaraga (Arjuna) dari laku tapanya di puncak Gunung Indrakila untuk mendapatkan senjata sakti dari dewata guna menghadapi musuh-musuhnya dalam perang besar antar keturunan Bharata (ini terjadi saat Pandawa dan Drupadi menjalani hukuman pengasingan selama dua belas tahun di hutan). Namun keteguhan hati Sang Bagawan tak tergoyahkan. Usaha ketujuh bidadari itu menjadi sia-sia.
Akhirnya Arjuna mendapatkan sepucuk panah mahasakti bernama Pasupati dari Batara Guru sendiri atas keunggulannya dalam laku tapa. Namun sebuah tugas berat mesti dipikulnya. Arjuna harus menghancurkan kekuatan Prabu Niwatakawaca yang mengancam dan menyebarkan ketakutan di dunia manusia dan para dewa, dan hanya dapat dihancurkan oleh manusia sakti yang mampu menahan semua nafsu duniawinya.
Dewi Suprabawati dipercaya kisahnya sebagai pembantu Arjuna dalam melawan Niwatakawaca.
Diatas adalah kisah secuil mengenai Dewi Suprabowati, yang digunakan oleh masyarakat sebagai nama Pepunden atau tempat bertapa di Indrokilo.
Jika kalian kesana, letaknya sangatlah tinggi dan jauh, ditempuh dengan cara mendaki selama 2 jam, menyusuri hutan hingga ilalang.
Sumber : kisah pewayangan
Penulis : Elias Yahya
0 Komentar