Mbah Taslim menurut warga sekitar beliau adalah yang babad alas Dusun Sroyo, Dlanggu, Mojokerto, asal usulnya masih misteri berbentuk cerita rakyat, hal ini wajar saja, karena seluruh prajurit Diponegoro aka menggunakan nama samaran dan memalsukan asal-usul dirinya, guna menipu penjajah Belanda, ini dipertegas oleh banyak jurnal ilmiah.
Dalam Lailatul Ijtima’ Nadhatul Ulama Cabang Dlanggu yang acara tersebut dibarengi dengan Haul Mbah Taslim, KH Husein Ilyas sebagai pembicara mengatakan bahwa Mbah Taslim ini berasal dari Demak atau Jawa Tengah, beliau mengatakan bahwa Mbah Taslim dulunya membuka pesantren di Sasap Mojokerto, sebelum memenangkan sayembara Babad alas Sroyo yang angker, Mbah Taslim berhasil Babad Alas Sroyo dan menjadikan Air di daerah sana sebagai tombo atau obat bagi mereka yang berkonsultasi kesehatan kepada Mbah Taslim, karena disana Mbah Taslim dikenal sebagai Guru Agama sekaligus Tabib.
Banyak kisah yang menyebutkan bahwa Mbah Taslim adalah prajurit Diponegoro. Dikisahkan beliau datang di Mojokerto bersama Ayah dari Mbah Kariman Sooko, Pemuda yang juga prajurit Diponegoro sekaligus murid Mbah Taslim. Beliau dulu membuat langgar atau tempat sholat sekaligus rumah sederhana di Sasap, Mojokerto, memiliki banyak murid termasuk Mbah Abdullah, Mbah Husein dan Mbah Kariman, beliau mengajar Agama Islam di Sasap sebelum menepati Dusun Sroyo.
Beberapa warga juga mengatakan bahwa Mbah Taslim hidup membujang (belum menikah) dan mendirikan musholla dan tempat belajar agama (didekat makam) walaupun kini tidak terlihat sisa-sisa musholla beliau
Setiap tahun warga Dlanggu khususnya Dusun Sroyo selalu memperingati Haul Mbah Taslim dan melakukan bancakan untuk mensyukuri keberadaan Beliau.
Donasi untuk kemanusiaan? Klik disini
Atau di e-wallet dana : 08980094962 ( R**in Must*ka
0 Komentar