Dalam perang Diponegoro, perang terbesar di pulau Jawa, yang dijuluki perang Jawa, pangeran Diponegoro atau Raden Mas Ontowiryo bin Hamangkubuwono ke-III ini merangkul dan merangsang semangat juang para tumenggung, abdi dalem keraton, Kyai dan ulama bahkan para rakyat biasa di seluruh pulau Jawa bahkan Seluruh Nusantara.
Sebelum masa pelarian para Prajurit Diponegoro karena sang Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan, perang besar banyak dilakukan di beberapa titik di Jawa tengah hingga perbatasan Jawa timur, saya pernah membaca di Bagelen sendiri di kisahkan oleh Pak Sudibyo di Grup Facebook Babad Nusantara : Legenda rakyat Indonesia Bahwa Banyak Tumenggung daerah Kutoarjo (Sekarang Purworejo) yang diberi tugas oleh Pangeran Diponegoro untuk memegang Wilayah.
Ada Tumenggung Jaya berbangsa/ Djaja Prabongso yang dulunya Patih Kutoarjo beliau dengan tumenggung jaya dimejo memegang wilayah Jono.
Foto : Masjid Peninggalan Laskar Diponegoro di Mojokerto
Ada juga Pangeran suryokusumo dan Tumenggung Jayadirejo memegang wilayah Jenar dan Tumenggung Cokrodaru memegang wilayah kemiri.
Walaupun peperangan terpusat pada wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta tetapi banyak para pasukan yang juga melakukan perlawanan di Jawa Timur, salah satunya di Pacitan Jawa Timur.
Sekitar tahun 1829 Perang Diponegoro dikatakan telah usai, walaupun jelas masih ada pemberontakan-pemberontakan kecil, banyak pasukan diponegoro yang lari mengasingkan diri, bersembunyi dari kejaran belanda, salah satu Kabupaten di Jawa Timur yang banyak jejak Pasukan Diponegoro adalah Kabupaten Mojokerto.
Penulis : Elias Yahya
Donasi untuk kemanusiaan? Klik disini
Atau langsung kirim di e-wallet dana : 08980094962 ( R**in Must*ka)
0 Komentar